Jumat, 30 Oktober 2009

Cerpen(Cerita Pendek)

Pertemuan Membahagiakan Setelah Kecelakaan Kecil

Gadis sedang menatap layar komputer yang sedang menyala. Ditatapnya layar itu dengan tatapan kosong.
“Huh…apa lagi yang harus aku tulis?Aku sudah kehabisan ide.” gumam Gadis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dicobanya lagi untuk mengetik sebuah cerita, tetapi lagi-lagi ia menghapusnya dari layar komputer itu. Sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam.
“Hoam…sudah hampir pagi, tapi sudah tidak ada ide sama sekali. Lebih baik aku lanjutkan besok. Mudah-mudahan ada ide baru untuk menulis cerita.” kata Gadis. Lalu ia mematikan komputernya dan tidur dengan lelap.
Kring…kring…kring…
Jam weker berbunyi dengan kencang.
“Jam 7?wah, bisa-bisa telat masuk kuliah. Harus cepat-cepat nih.” ujar Gadis. Ia lansung pergi kekamar mandi setelah itu, ia merapikan buku-buku yang akan dibawanya kekampus. Setelah merapikan barang-barangnya, ia menuju meja makan. Dilihatnya ada mamanya sedang mengolesi roti dengan selai cokelat kesukaan Gadis.
“Pagi mama sayang.” sapa Gadis sambil memeluk dan mencium pipi mamanya dari belakang.
“Pagi juga gadis mama yang cantik. Nih mama sudah buatkan kamu roti dengan selai cokelat kesukaan kamu. Dan ini susunya. Jangan lupa dihabiskan ya.” kata mama.
“Terima kasih ya mama.” kata Gadis sambil mengunyah makanannya. Mama tersenyum melihat Gadis.
Setelah sarapannya habis, Gadis lalu pamit ke mamanya untuk pergi kekampus.
“Ma, gadis pergi ya.” pamit Gadis.
“Hati-hati ya sayang. Jangan terburu-buru membawa motor.” pesan mama sambil mencium kening Gadis.
Setelah selesai memakai jaket, sarung tangan, dan helm, Gadis pergi dengun menggunakan motornya. Gadis adalah anak yang dibesarkan dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya mempunyai jabatan penting disebuah perusahaan di Jakarta dan mengharuskan ayahnya untuk jarang pulang kerumah. Mamanya hanya seorang Ibu rumah tangga yang mengurusi keperluan keluarganya. Gadis adalah anak tunggal dari keluarga itu. Tetapi ia tidak manja seperti kebanyakan teman-temannya, yang memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk memamerkan keteman-temannya.
Tiga puluh menit kemudian, sampailah Gadis di kampusnya. Lalu ia memarkirkan kendaraannya dan berjalan menuju gedung ke tempat ia belajar. Tetapi tiba-tiba BRAKKK seseorang telah menabraknya dari belakang dan Gadis pun terjatuh.
“Aduh…!”teriak Gadis.
“Aduh maaf. Saya tidak sengaja.” ucap orang itu dan membantu Gadis untuk bangun.
“Liat-liat dong mas kalau jalan! Sakit tau.” kata Gadis sambil membersihkan bagian belakang celananya.
“Maaf mba, saya sedang buru-buru.” jelas orang itu.
“Saya tahu kalau anda sedang terburu-buru. Tapi jangan nabrak orang gini dong!”
“Maaf ya mba, saya tidak sengaja.Maaf. Saya permisi dulu.” pamit laki-laki itu terburu-buru.
Gadis memandangi laki-laki itu dengan tatapan kesal.Lalu Gadis meneruskan perjalanannya menuju kelas tempat ia belajar. Sesampainya dikelas, Gadis memilih bangku yang ada dipojok belakang. Karena ditempat itu Gadis bisa memulai membuat cerita. Lalu ia menulis cerita kejadian pagi itu sambil menunggu pelajaran dimulai.
Hampir sepuluh jam dikampus, akhirnya Gadis pulang. Lalu ia berjalan keparkiran yang jaraknya tidak terlalu jauh dari gedung perkuliahan. Saat ia mengambil motornya, ternyata disebelah Gadis ada seorang laki-laki yang menabraknya tadi pagi.
“Hey kamu yang tadi saya tabrak ya? Maafkan saya ya. Tadi saya sedang buru-buru karena saya ada ujian. Maaf ya.” kata laki-laki itu.
“Iya tidak apa-apa kok. Dari tadi pagi juga sudah dimaafkan.” jawab Gadis cuek.
“Duh, kenapa masih cuek ya?Apa dia belum memaafkan saya ya?”kata laki-laki itu dalam hati.
“Saya permisi dulu.” kata Gadis dan meninggalkan laki-laki itu sendirian.
“Ya, hati-hati dijalan.” jawabnya lirih. Hampir tak terdengar.
Sesampainya dirumah, Gadis langsung menyalakan komputernya dan mulai mengetik cerita yang dialaminya tadi pagi. Setelah separuh cerita sudah diketik, tiba-tiba Gadis membayangkan laki-laki itu.
“Ganteng juga. Siapa ya namanya? Kenapa nggak aku tanya? Ih, masa iya aku yang tanya duluan. Mungkin nggak ya besok aku bertemu dia lagi? Hah berkhayal terus.” kata Gadis dalam hati sambil tersenyum sendiri. “Bangun Gadis. Bangun. Jangan mimpi!” ujar gadis sambil menampari pipinya sendiri.
Tiba-tiba pintu dibuka oleh mamanya dan melihat Gadis sedang menampari pipinya sendiri.
“Gadis apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menapari pipi kamu sendiri?” teriak mama.
Gadis kaget. Lalu ia tersenyum,” Nggak apa-apa ma. Aku cuma ngantuk, jadi aku tampari sendiri deh pipiku. Biar nggak ngantuk lagi.” Jawab Gadis.
“Oh, mama pikir kamu kenapa. Ya sudah, makan malam sudah mama siapkan. Sekarang kita makan. Lain kali kamu tidak boleh seperti itu. Kalau ngantuk, lebih baik cuci muka. Tidak baik menyakiti diri kamu sendiri.” Jelas mama.
“Iya mama. Gadis ikutin semua kata mama. Sekarang ayo kita menuju kemeja makan, Gadis sudah lapar nih.” Kata gadis sambil merangkul mamanya.
Setibanya dimeja makan, mamanya dan Gadis hanya berdiam diri. Yang terdengar hanya suara piring dan sendok yang beradu. Hingga akhirnya mama memulai pembicaraannya.
“Dis, bagaimana kuliah kamu?” tanya mama.
“Baik-baik aja ma. Semua berjalan dengan lancar.” jawab Gadis sambil memasukkan makanan kemulutnya.
“Selama ini, mama belum mendengarkan cerita dari kamu kalau kamu suka dengan teman pria kamu Dis. Kamu …”
“Gadis normal ma. Cuma belum ada yang cocok dengan Gadis. Mama tenang aja, kalau sudah ada yang cocok dengan gadis, pasti Gadis kasih tahu kemama.”potong Gadis.
“Gads sudah selesai ma makannya. Gadis permisi dulu ya ma, Gadis mau melanjutkan bikin cerita.” Lanjut Gadis.
“Ya sudah. Ingat, tidurnya jangan malam-malam. Besok telat lagi untuk pergi kekampus.” Pesan mama.
Di kamarnya, Gadis mulai melanjutkan ketikan cerita yang dibuatnya tadi. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
“Udah malam, tidur ah. Berharap besok pagi menjadi hari yang indah.” Ujar Gadis.
Setibanya di kampus, Gadis berpapasan dengan laki-laki yang menabraknya kemarin.
“Hai, ketemu lagi. Ada kuliah pagi?” tanya laki-laki itu.
“Iya ada. Kamu sendiri ada kuliah pagi?” tanya Gadis.kali ini Gadis lebih ramah, tidak seperti kemarin.
“Nggak ada.Cuma lagi mau ketemu teman. Oh ya, aku Rama.” kata Rama sambil memperkenalkan dirinya sendiri.
“Aku Gadis.” Gadis juga memperkenalkan dirinya sendiri. “Aku duluan ya. Ada ujian hari ini.” lanjut Gadis.
“Ok. Hati-hati ya.” kata Rama.
Disepanjang koridor kampus, Gadis tersenyum-senyum sendiri. Dan tak terasa sudah sampai di depan kelasnya. Lalu Gadis mengikuti perkuliahan sampai selesai. Saat tiba waktunya untuk pulang, Gadis bertemu lagi dengan Rama didekat kelas.
“Dis, baru pulang?” tanya Rama.
“Eh Rama. Iya aku baru keluar.” jawab Gadis.
“Punya waktu sebentar untuk ngobrol?” tanya Rama.
“Mmmm… punya. Tapi sebentar aja ya.” jawab Gadis.
Ditempat itu Gadis dan Rama berbincang-bincang. Mereka terlihat sangat akrab. Seperti sudah mengenal sejak lama. Sampai tak terasa waktu sudah sore.
“Ram, udah sore. Aku harus pulang.” kata Gadis.
“Aku anterin kamu, gimana?” tawar Rama.
“Terima kasih. Tapi aku bawa kendaraan sendiri.” jawab Gadis.
“Oh..ya sudah. Aku antar kamu sampe parkiran.” kata Rama.
Lalu mereka berdua berjalan menuju parkiran. Sampainya di parkiran, Gadis memakai jaket dan helmnya.
“Aku duluan ya. Makasih udah nganterin.” pamit Gadis.
“Makasih juga udah mau meluangkan waktunya untuk ngobrol.” kata Rama.
”Hati-hati dijalan.” lanjut Rama.
Gadis tersenyum dan meniggalkan Rama.
Setelah mengenal Rama selama enam bulan, akhirnya mereka berdua mempunyai banyak sekali kesamaannya dan mereka berdua saling mencintai. Dan pada akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman. Karena Gadis mempunyai hobi menulis maka selama tujuh bulan, Gadis menghasilkan tulisan yang menceritakan pengalaman dia dan pada akhirnya tulisan itu diterbitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar