Rabu, 13 April 2011

Langkah - Langkah Pemrograman

Beberapa langkah yang perlu dipahami dalam membuat sebuah program:

1. Rencana Penggabungan (Plan The Integration).

Setiap program yang akan dibuat diwajibkan melakukan perencanaan dahulu. Rencanakan urutan di mana setiap program ataupun sistem yang ingin dibuat. Ini disebut Rencana Tes Sistem (System Test Plan).

2. Mendisain Modul (Design The Module).

Karena Programmer menerima beberapa tingkatan disain dari fase disain, maka pada langkah ini tugasnya adalah memecah modul secara rinci ke tingkat yang lebih rendah sampai mencapai keadaan Programmer siap untuk melakukan pemrograman.
Pertanyaan yang bisa diajukan adalah : “Pada tingkatan mana disain sistem berhenti dan disain modul dimulai ?”. Jawabannya adalah “Disain sistem dipecah sampai pada tingkat di mana Programmer dapat memulainya”. Tingkatan ini dapat bermacam-macam dari proyek ke proyek dan bahkan dari satu bagian sistem ke bagian lainnya, tergantung pada Programmer yang menerima bagian tersebut.

Adapun pertimbangan lainnya adalah :

* Jika pemecahan modul yang dihasilkan adalah sangat penting yang memerlukan prioritas seperti adanya respons, user-friendly atau konsistensi, perancang bisa melanjutkan ke tingkat yang lebih rendah.
* Tingkat pemecahan dari disain dinyatakan dengan kontrak.
* Jika Programmer tidak mengetahui pada waktu disain, pengetahuan Programmer tingkat menengah dapat diasumsikan, dan disain dapat diambil alih oleh Programmer tingkat menengah yang dapat mengatasinya.

3. Telusuri Disain Modul (Walk Through The Module Design).

Telusuri disain dari masing-masing modul sebelum melakukan pengodean. Penelusuran ini sangat kecil: hanya Programmer yang tepat, supervisor dan mungkin Programmer lainnya yang perlu diperhatikan. Kegunaan dari penelusuran disain modul adalah untuk memastikan bahwa disain yang terbaik yang telah dilakukan, semua fungsi telah dialamatkan dan semua bagian telah ditangani.

4. Rencana Bagaimana Menguji Modul (Plan How To Test The Module)

Programmer harus menyiapkan rencana pengujian modul dan data pengujian sebelum dikodekan. Rencana pengujian dilakukan setelah kode ditetapkan. Mereka cenderung hanya menguji bagian kode yang paling ‘sulit’. Disarankan pengerjaan dilakukan secara team work.

5. Kode Setiap Modul (Code Each Module)

Standar pengodean akan ditetapkan pada saat disain sistem. Berikut ini adalah ringkasan dari sebuah program terstruktur, yaitu :

* Jika berukuran kecil. Aturan dasarnya adalah kira-kira 100 baris kode yang dapat dieksekusi dan listing-nya tidak lebih dari 2 halaman.
* Satu entry, satu exit.
* Referensi secara keseluruhan sedikit.
* Konstruksi terstruktur yang digunakan: berurutan, IF/THEN/ELSE, CASE, WHILE, UNTIL, CALL (bukan GO TO).

6. Menguji Modul (Test The Module)

Programmer menguji modul dengan menetapkan lingkungan yang tepat, menyediakan beberapa input, membiarkan modul langsung memproses secara logik dan mendapatkan hasilnya. Beberapa input mungkin tidak sebenarnya, terutama jika modul tersebut tidak menyediakan input yang sebenarnya.

Modul seharusnya diuji dalam dua tahap, yaitu:

* Tahap Pertama disebut pengujian “White Box”. Programmer harus mengetahui isi di dalam modul dan menyediakan data pengujian, sehingga masing-masing path logical dalam program dapat dieksekusi.
* Tahap Kedua atau pengujian “Black Box” dapat dilakukan. Dalam pengujian ini, Programmer mengabaikan bagian dalam dari modul – data disediakan secara berurut dan dianggap seperti pemakaian sebenarnya.

7. Menguji Level Terendah dari Integrasi (Test The Lowest Levels of Integration)

Jika modul utama memanggil sub-modul, Programmer harus menggabungkan dan menguji semua modul secara bersama-sama. Bahkan jika Programmer tidak bertanggung jawab untuk menulis sub-modul, Programmer harus menguji perintah CALL dan RETURN dari seluruh modul.
Metode terbaik untuk melakukan hal ini adalah membuat sebuah “program stub” (potongan program) sebagai pengganti sub-modul. Potongan program ini dapat terdiri dari empat baris program yang menunjukkan bahwa kontrol sudah diterima dengan baik, tampilkan parameter penerima, jika perlu lakukan pengontrolan kembali dengan beberapa parameter yang tidak sebenarnya.

8. Menyimpan Semua Hasil Pengujian; Penggabungan Modul-modul Yang Telah Diuji (Save The Results Of All Tests; Submit Finished Modules To Integration)

Hasil pengujian digunakan untuk menyusun statistik yang menunjukkan penyebab, cara perbaikan serta biaya-biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan program. Pimpinan proyek biasanya menguasai/mengepalai penggabungan ini pada sistem berukuran kecil sampai sedang.
Software seperti CMS (Code Management System) sangat berguna untuk manajemen konfigurasi – menjamin program tetap berjalan sesuai versinya dan mengubah ke source code.

9. Memulai Dokumentasi User (Get Started On The User Documentation)

Apakah Programmer bertanggung jawab pada dokumentasi user atau tidak, tahapan ini adalah waktu terbaik untuk menjawabnya. Dokumen-dokumen berikut mungkin harus ditulis:

* Tuntunan Pemakai (User’s Guide)
Dokumen ini dapat ditulis oleh Programmer, penulis teknis atau bahkan user sendiri. Tampilkan kembali FS yang mempunyai bagian rinci mengenai menu, layar, form, dan user interface lainnya. User’s Guide yang baik adalah terbagi dalam bagian-bagian yang menunjukkan tingkatan user yang berbeda-beda. Sebagai contoh, dalam User’s Guide sistem ABC, harus ada bagian yang disebut “Registrar’s Functions” atau “Warehouse Functions” atau lainnya. Materinya harus disesuaikan agar user dapat menggunakan secara normal. Hal ini membuat User’s Guide berguna untuk mempelajari sistem.
Urutan popular lainnya untuk User’s Guide adalah menelusuri menu-menu perintah secara logika. Pada akhir dari User’s Guide ini disediakan referensi dari setiap perintah, menu, form dan pesan yang ditampilkan secara alphabet.
* Tuntunan Pemeliharaan (Maintenance Guide)
Bagaimana anda menemukan Programmer untuk merinci dokumen dari program mereka untuk pemeliharaan berikutnya? Kebanyakan Manajer proyek mengalami kesulitan dalam hal berikut: Programmer enggan untuk melakukan dokumentasi sebelum program ditulis; dan beruntunglah menemukannya setelah semuanya selesai dikerjakan. Programmer berpikir bahwa pemeliharaan memerlukan penjelasan secara rinci dari logika pemrograman. Sangat membosankan untuk menulisnya dan sebenarnya tidak perlu.
Berikut ini adalah solusi sederhana tentang hal tersebut: lebih baik merinci spesifikasi disain tingkat modul secara struktur, mendokumentasikan sendiri kode, dirasa cukup untuk pemeliharaan sistem.
Maintenance Guide akan berisi spesifikasi disain, listing program dan penjelasan bagaimana semuanya disesuaikan, bagaimana mengubah pendekatan, dan bagaimana menghubungkan dan menguji semuanya.
* Tuntunan Operator/Tuntunan Manajer Sistem (Operator’s Guide / System Manager’s Guide)
Sama seperti User’s Guide untuk orang-orang yang menghidupkan sistem di pagi hari, mematikannya, melakukan backup, menangani permasalahan utama, melakukan perhitungan, dsb. Dokumentasi yang disediakan oleh perusahaan hardware dan sistem operasi mungkin cukup – hanya prosedur untuk software tertentu yang harus ditulis ulang.
* Dokumentasi Pelatihan (Training Documentation)
Jika anda akan memberikan kursus bagaimana menggunakan sistem, rencanakan apakah materi pelatihan akan diperlukan. User’s Guide yang baik harusnya menambahkan hal ini. Anda mungkin harus membuat bantuan pelatihan, seperti transaparansi, buku latihan, pengujian, dsb.

Kesimpulan
Dari sini dapat disimpulkan dalam membuat sebuah program diharuskan perencanaan yang matang dari awal hingga akhir jika ingin mendapatkan keberhasilan 100%. Tidak banyak Programmer yang membuat program dengan hasil yang sempurna, tapi dengan adanya urutan-urutan dalam pembuatan program, Programmer bisa mengetahui di mana letak kesalahannya.

Sumber:

http://veblue.blogspot.com/2011/04/langkah-langkah-pemrograman-programming.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar