Resensi Film Defiance
Film berjudul “Defiance”, dibuka dengan adegan pembantaian tentara Jerman di sebuah perkampungan Yahudi. Film yang berdasar kisah nyata ini (versi Yahudi tentunya) bercerita tentang sekelompok bangsa Yahudi yang sedang kejar-kejar oleh tentara Jerman sehingga mereka harus mengungsi ke dalam hutan dan membentuk perkampungan disana.
Pemimpin sekelompok orang ini adalah Truvia. Tidak seperti film-film tentang pembantaian bangsa Yahudi oleh Nazi pada umumnya, dimana digambarkan bangsa Yahudi pada perang dunia 2 cenderung menjadi bangsa yang pasif terhadap ulah Nazi, di film ini Truvia cs selain bertahan hidup di hutan mereka juga sesekali mengadakan perlawanan dengan menggunakan taktik perang yang mirip dengan taktik perang gerilyanya Panglima Sudirman. Mereka membangun komunitas dalam hutan dan bila musuh sudah mulai dekat mereka berpindah lokasi dan membangun komunitas baru.
Pada dasarnya Truvia sendiri sebenarnya hanya berniat mempertahankan hidup komunitasnya saja (survival) namun ada sekelompok Yahudi lain yang dipimpin oleh adiknya Truvia, Buz yang memimpin gerakan perlawanan dan bergabung dengan tentara Rusia yang juga sedang berperang dengan Nazi (Yahudi bersekutu dengan tentara komunis?) dengan alasan tentara Rusia memiliki perlengkapan perang yang lebih canggih dan jumlah pasukan yang lebih banyak.
Cerita bergulir dengan komunitas Yahudi-nya Truvia yang makin terdesak ke dalam hutan sementara anggota komunitas yang berperan sebagai petarung makin sedikit dengan bergabungnya Buz cs dengan tentara Rusia. Menurut saya film ini menarik bukan saja pada ceritanya dan aktor/aktrisnya. Namun saya juga membayangkan film seperti ini tidak akan pernah diputar di bioskop kita di jaman orde baru. Film ini saya yakini sebagai propaganda Yahudi kepada dunia bahwa apa yang dialami oleh Palestina sekarang, dulu juga pernah dialami oleh bangsa Yahudi.
Jumat, 20 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar